Kami Mendaki Gunung Karena Menghargai Hidup

Selamat siang teman-teman Sebuah Catatan Kecil. Apa kabar dunia hari ini, tetap asyik,,??

Mungkin ini hanya sebuah catatan yang dicopy dari website atau blog tetangga sebelah, tetapi kenapa tidak kalau catatan ini bisa memberi motivasi dan inspirasi bagi teman-teman yang mungkin belum pernah membaca catatan ini.

Sedikit sekali orang yang bisa memahami keadaan seseorang atau keadaan sekitarnya, jika ia tidak terjun langsung atau mengalami apa yang dirasakan seseorang dalam kehidupannya.

Pencinta Alam atau biasa disebut PA, itulah yang pertama kali orang katakan saat melihat sekelompok orang – orang ini. Dengan ransel serat beban, topi rimba, baju lapangan, dan sepatu gunung yang dekil bercampur lumpur, membuat mereka kelihatan gagah. Hanya sebagian saja yang menatap mereka dengan mata berbinar menyiratkan kekaguman, sementara mayoritas lainnya lebih banyak menyumbangkan cibiran, bingung, malah bukan mustahil kata sinis yang keluar dari mulut mereka, sambil berkata dalam hatinya, “Ngapain cape – cape naik Gunung. Nyampe ke puncak, turun lagi…mana di sana dingin lagi, hi…!!!!!!!”

Kemana Nama Besar dan Prestasi Itu ?

Meraih prestasi bukan hal yang mudah, perlu kerja keras untuk mencapainya, tapi mempertahankan prestasi yang telah diraih jauh lebih lebih susah

Begitulah kata-kata bijak yang sering kita dengar saat kita bergerak pada suatu organisasi pada saat masih duduk di bangku sekolah. Memang kedengarannya sangat sederhana, tetapi kalau dihayati ternyata sulit untuk merealisasikan kata-kata itu.

Meraih prestasi merupakan semangat yang ingin diraih oleh setiap organisasi, prestasi apapun berusaha untuk dikejar dengan tujuan untuk mengharumkan nama organisasi tersebut, sehingga menjadi kebanggaan buat organisasi itu sendiri maupun buat lingkungan di mana organisasi tersebut berada.

Untuk meraih prestasi memang bukan hal yang mudah, diperlukan kerja keras, perjuangan dan bahkan pengorbanan oleh setiap unsur yang ada pada organisasi tersebut, misalnya dengan melakukan latihan-latihan yang terjadwal rutin disertai dengan disiplin yang tinggi, mengikui lomba-lomba yang diselenggarakan oleh pihak lain untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh organisasi tersebut dan kekuatan yang dimiliki oleh organisasi-organisasi lain yang serupa, sehingga dapat meningkatkan kemampuan untuk meraih prestasi yang dicita-citakan.

Malangnya Nasib Imigran Gelap

Sebagai senior yang baik aku berusaha memenuhi undangan buka puasa bersama di tempat yang kali ini dijadikan sekretariat panitia kegiatan Ramadhan 1433H yang diselenggarakan oleh Palagga, yang mengundang malam ini yaitu anak-anak hantu 16 (hantu bukan berarti setan, hehe.. angkatan dalam palagga disebut hantu), karena beberapa hari yang lalu aku selalu buka puasa di luar padahal ibuku selalu masak buat buka puasa, aku buka puasa di rumah. Setelah makan minum cemilan bua puasa dan sholat maghrib lalu bergegas pamit ke ibuku untuk pergi ke jalan kaum.

Dikira anak-anak hantu 16 sudah banyak kumpul di sana, nyatanya cuma ada 2 orang yaitu Widi dan Nina, yaahhh.. tapi ga apa-apa sambil memperkenalkan diri saja karena sebelumnya tidak pernah ketemu mereka. Seperti buka puasa biasanya aku tidak langsung makan besar, setelah makan minum cemilan yang paling dirindukan dari tadi siang yaitu secangkir kopi hangat, tanpa basa-basi langsung saja ngeloyor ke dapur sambil bikin kopi, tentu saja pembicaraan makin hangat setelah minum kopi, hehe.. Entah apa yang jadi topik pembicaraan, inti pembicaraan mengenai kegiatan Ramadhan Palagga hanya dibicarakan tidak lebih dari 10 menit, sisanya pembicaraan dengan topik yang ga jelas, tapi yang jelas makin seru, apalagi ego senior yang punya lebih banyak pengalaman mulai dikeluarkan, hehe..

Yang Penting Kekeluargaan, Silaturahmi dan Kebersamaan

Ingin membuat postingan, tapi ga mood, mau nulis apa ya? coba nulis ini mentok, nulis itu mentok juga, apakah karena hari yang sudah terlalu larut menuju pagi, atau karena tak ada konsentrasi? padahal situasi begitu hening selain alunan lagu legenda dari almarhun Chrisye yang volumenya tak sekeras suara jangkrik-jangkrik yang bernyanyi di daun-daun.

Aneh,, perasaan pun ga jelas apa yang sedang kurasakan saat ini, tadi sedikit bahagia, ga lama kemudian terbersit bingung, lalu males, dengar lagu pun seperti hambar ga dinikmati, padahal samasekali hati ini tidak sedang galau, mungkin juga konsentrasi ini terganggu oleh suara handphone yang kerap mengeluarkan nada pesan baru dari obrolan di aplikasi blackberry messenger, mendingan kumatikan saja nadanya biar bisa konsentrasi.

Tadi sore aku diajak junior-junior Palagga mengikuti buka puasa keliling di rumah seorang junior yang letaknya di sebuah desa pegunungan sebelah utara kota-ku, lumayan jauh juga dengan melewati jalanan batu yang aspalnya sudah tersingkap mengakhiri lintasan yang dilalui, perjalanan sekitar 1 jam itu melewati bukit-bukit perkebunan dengan pemandangan matahari terbenam di sebelah barat perbukitan, walaupun sebagian tertutup awan kelabu tetapi cukup menghibur perjalanan yang membosankan.

Antara Aku, Kau dan Palagga

Hai anak muda !!

Antara kamu dan aku sesungguhnya ga ada beda
Kamu dan aku sekarang tlah sama
Aku menghormati bendera itu dan kamu juga
Aku menjunjung tinggi nama kebesaran itu dan kamu juga
Aku bertugas mencintainya, mempertahankan nama baiknya
dengan seluruh tenaga, pikiran, jiwa, bila perlu
raga pun kukorbankan dan kamu juga
Aku bertugas mengaharumkan namanya dan kamu juga
Sekarang kamu menjadi barisan terdepan
dan aku berada tepat satu langkah di belakangmu
Di bahumu kutitipkan nama besar ini,
yang dari dulu sampai sekarang aku junjung tinggi
Burung hantu selalu setia jadi pengawal dan saksi abadi
sebuah nama keluarga besar PALAGGA

–

Ciamis, 18 Juli 2012