Membuat Posting Baik dan Menarik

Salam blogger !

Seorang blogger sejati tentunya tidak pernah lepas dari menulis postingan di blognya, apapun yang dia tahu dan yang dia alami selalu dituliskan di blognya. Tetapi tentu saja bukan kicauan galau yang sedang dia rasakan, kalau kicau galau ya gak usah ditulis di blog, mungkin… tapi bisa saja ko, kan blog itu fasilitas tempat curhat juga, tapi gak usah lah kalau yang galau-galau diketahui orang lain, cukup diri sendiri aja kali.. hehe..

Untuk menulis postingan yang baik, tentu saja harus sesuai dengan kaidah-kaidah agama dan norma yang berlaku di masyarakat, apalagi di kalangan masyarakat timur seperti Indonesia ini, jika tidak.. bukannya menarik bahkan kena caci maki di kolom komentar, hehe..

Ubahlah Nasibmu Sendiri !!

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang merubah apa-apa yang ada pada diri mereka” (QS.13:11)

Selamat sore kawan, sahabat, orang-orang terdekat dan dicintai. Semoga hari ini lebih baik daripada hari-hari kemarin.

Pada catatan kali ini aku ingin cerita tentang nasib seseorang, seperti ayat yang dijadikan tagline di atas. Sebagai hambaNya yang sedang melewati perjalanan atau persinggahan sementara di muka bumi ini, manusia diwajibkan untuk selalu berusaha, sehingga ia dapat menjalankan semua kewajiban yang diperintahkan olehNya dengan baik.

Perjalanan manusia di muka bumi yang hanya sesaat ini tidak terlepas dari nasib dan takdir, sebagai umat beragama saya yakin betul atas adanya nasib dan takdir. Nasib dan takdir sepertinya memiliki makna yang sangat berdekatan, tetapi sebenarnya memiliki makna yang sangat berbeda. Nasib adalah ketetapan Tuhan untuk seorang manusia, tetapi manusia tersebut masih bisa mengubahnya dengan usahanya, sedangkan Takdir merupakan ketetapan Tuhan untuk seorang manusia dari semenjak ia diciptakan dan manusia sama sekali tidak bisa keluar dari takdir yang telah ditetapkan tersebut.

Ada Keinginan, Ada Niat, Ada Usaha & Do’a

Gantungkanlah Cita-Citamu Setinggi Bintang di Langit  !!

Selamat pagi kawan-kawan dan sahabat sejati. Selamat menikmati akhir pekan.

Sudah lama aku ga posting sebuah catatan kecil, maklum seminggu ini aku sibuk menghabiskan waktu jalan-jalan ke ibu kota dan menemui kawan-kawan serta saudara di sana, silaturahmi sambil membawa misi untuk memperbaiki masa depan.

Namanya manusia tak lepas dari berbagai kebutuhan dan keinginan, tentu saja keinginan tersebut adalah keinginan untuk menjadi yang lebih baik daripada hari ini dan masa lalu. Kebutuhan dan keinginan selalu ada di pikiran seorang manusia, nampaknya sama tetapi beda. Kebutuhan merupakan segala sesuatu yang harus ada dan dipenuhi oleh dirinya, walaupun kebutuhan setiap orang tentu saja beda sama orang lain. Keinginan bisa juga disebut harapan atau cita-cita merupakan segala sesuatu yang menjadi angan-angan yang harus diraih oleh setiap orang, sama halnya seperti kebutuhan, keinginan seseorang beda dengan keinginan orang lain, walaupun pada dasarnya sama yaitu untuk menjadikan hidupnya menjadi lebih baik daripada keadaan sekarang atau sebelumnya.

Ada Apa Denganku yang Tidak Mau Disiplin

Awal ramadhan ini aku benar-benar merasa bingung, sudah merasa malas dengan semua pekerjaan yang sudah rutin kukerjakan sejak 3 tahun lalu, sebuah pekerjaan yang mengharuskan aku berangkat pagi dan pulang sore, benar-benar sebuah pekerjaan yang tidak sesuai dengan kepribadianku yang cenderung malas harus pergi pagi-pagi, walaupun kalau sudah bekerja aku kadang tidak mengenal waktu, tapi disiplin harus masuk pagi-pagi-nya itu yang sungguh membuat aku merasa keberatan.

Buat orang lain mungkin tidak keberatan dengan disiplin harus masuk kerja pagi-pagi karena mereka sangat bisa bangun dan pergi kerja di awal pagi. Banyak orang yang mengharapkan status pekerjaanku ini bahkan tidak sedikit orang yang rela merogoh koceknya sekitar puluhan juta rupiah untuk memperoleh status pekerjaan ini, tapi ada apa dengan aku? Mungkin aku tidak cocok dengan disiplin kerja seperti ini, atau belum merasa cocok, tetapi bagaimanapun aku sudah terikat.

Kemana Aku Pulang ?

Seorang temanku berkata, “kamu tidak memiliki tempat yang jelas untuk pulang, selama itu kamu tidak memiliki tujuan dan akan selalu merasa resah”

Kadang aku berpikir, mengapa aku tidak bisa seperti mereka yang telah memiliki tempat untuk pulang? kemanapun mereka pergi, mereka memiliki tujuan untuk pulang, pulang ke mana? tentu saja bukan hanya pulang ke rumah, melainkan pulang ke tempat di mana di situ ada istri/suami dan anaknya, di situlah tempat mereka pulang, berkumpul dan bahagia dengan keluarga kecilnya.

Kemana aku pulang ?